Jumat, 03 Juli 2015

Makalah Pra Natal

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN                     
1.1.   Latar Belakang ………………………………………………………...2
1.2.   Rumusan Masalah ……………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
2.2  Konsep Pendidikan Pra-Natal ..................................................................4
2.3  Pengertian Pranatal …………………………………………………......5
2.4  Pendidikan Pranatal Menurut Pandangan Islam ……………………......6
2.5  Metode-Metode Pendidikan Pranatal ………………………………......8
A.    Metode Do’a ……………………………………………………............9
B.     Metode Ibadah ………………………………………………………….9
C.     Metode Membaca ………………………………………………………11
D.    Metode Menghafal ……………………………………………………...11
E.     Metode Zikir ……………………………………………………………12
F.      Metode instruktif …………………………………….............................12
G.    Metode Dialog ………………………………………………………….13
H.    Metode Bermain dan Bernyanyi ………………………………………..13
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan ……………………………………………………………...19
DAFTAR PUSTAKA










BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Islam adalah agama yang sangat peduli terhadap pendidikan. Islam menerapkan sistem pendidikan sepanjang hayat, sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahad”.
Bila kita cermati di dalam hadits ini ditegaskan bahwa tonggak awal pendidikan terjadi di dalam lingkup keluarga. Sebelum seorang anak mengenal lingkungan, masyarakat, sekolah dan dunia luar lainnya. Dia terlebih dahulu dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya terutama kedua orang tuanya.
Dapat kita pahami bahwa pertama kali seorang anak mendapatkan pendidikan dari keluarganya. Hal pertama yang sangat penting ditanamkan dalam diri anak dalam proses pendidikannya yang pertama ini adalah penanaman nilai-nilai agama. Ini sangat penting karena sedini mungkin di dalam diri anak harus dibangun besic agama yang kuat sebagai bekal baginya untuk menjalani kehidupannya.
Penanaman dan pembinaan pendidikan agama pada diri anak menurut peran aktif keluarganya yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Adalah kesalahan yang sangat fatal bila menyerahkan pembinaan pendidikan agama anak pada lingkungan, masyarakat maupun sekolah saja. Hal ini disebabkan tanggung jawab pendidikan agama yang paling awal bagi anak terletak di pundak orang tuanya.
Konsep pendidikan pra-natal, post-natal dan pendidikan sepanjang hayat dirasa perlu untuk kita dalami sebagaimana konsep-konsep tersebut telah banyak tertuang dalam Alqur’an dan hadits nabi.

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:

1.      Bagaimanakah konsep pendidikan pra-natal ?
2.      Apakah pengertian pra-natal ?
3.      Bagaimanakah pendidikan pra-natal menurut pandangan islam ?
4.      Apa saja metode-metode pendidikan pra-natal ?


















BAB II

PEMBAHASAN


2.1  Konsep Pendidikan Pra-Natal

Pendidikan atau dikenal juga dengan pedagogi, berasal dari yunani (pedagogia) yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Istilah yang sering digunakan istilah pedagogos yang berasal dari kata paedos (anak) agoge (membimbing, memimpin). Pendidikan bisa diartikan bimbingan yang diberikan orang tua terhadap anak (dalam kandungan) melalui stimulus atau rangsangan yang bermanfaat bagi perkembangan bayi.
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.[1] Manusia pada dasarnya telah diberikan potensi yang dapat dikembangkan, semua terserah manusianya sendiri, mau mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui lembaga pendidikan formal maupun non-formal. Atau tidak mau mengemangkan potensi yang telah dianugrahkan.
Dalam makna luas pendidikan melahirkan dua konsep yaitu long-life Education, pendidikan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Pengalaman belajar berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang mempengaruhi pembentukan berfikir dan bertindak individu.[2] Islam juga memandang pendidikan dimulai dari dalam kandungan hingga sampai keliang lahat atau maninggal, begitu perhatiannya islam dalam mencetak manusia yang berpendidikan.
Pendikan dapat diartikan suatu proses yang diberikan kepada manusia agar manusia terperdaya, tercerahkan, tersadarkan dan maenjadikan manusia sebagaimana manusia semestinya atau menjadikan manusia seutuhnya.

2.2  Pengertian Pranatal

Pranatal berasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal berarti lahir, jadi Pranatal adalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau keadaan sebelum melahirkan. Menurut pandangan psikologi Pranatal ialah aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani.[3] Pranatal merupakan segala macam aktifitas seseorang mencakup sebelum melakukan pernikahan, setelah melakukan pernikahan, melakukan hubungan suami istri, hamil hingga akan melahirkan. Aktifitas yang dimaksud merupakan segala tindak tanduk laki-laki maupun perempuan. Jadi para pemuda dan pemudi hendaknya segera memperhatikan tingkah lakunya, untuk membiasakan perilaku yang baik. Jika menginginkan anaknya memiliki perilaku yang baik pula.
Pengertian anak dalam kandungan, sebagai yang dikutip Dr. Baihaqi dari Anton Moelono dkk., yaitu “Anak adalah sebagai keturunan kedua setelah ayah dan ibunya. Sedangkan anak dalam kandungan adalah anak yang masih berada didalam perut ibunya atau anak yang belum lahir.”[4]
Pendidikan Pranatal ialah usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk mendidik anaknya yang masih dalam kandungan istri. Usaha sadar khusus ditujukan kepada kedua orang tua karena anak dalam kandungan memang belum mungkin terdidik, apalagi diajar, kecuali oleh orang tuanya sendiri.[5]
Jadi pendidikan pranatal ialah sebagai usaha manusia untuk menumbuh dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan sejak dalam memilih pasangan hidup dan perkawinan (Prakonsepsi), sampai pada masa kehamilan (Pascakonsepsi), yang masih tergolong Pranatal, dan setelah lahir (postnatal).

2.3  Pendidikan Pranatal Menurut Pandangan Islam

Islam memberikan perhatian khusus kepada umatnya, dalam memilih pasangan hidup (jodoh), Rasulullah, SAW, bersabda: “Perempuan dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kecantikannya, nasabnya, dan agamanya. Maka pilihlah perempuan yang beragama maka engkau akan bahagia.” (HR. Ibnu Majah).[6]

Ada empat karakter wanita yang menjadi alasan dinikahi oleh laki-laki, yaitu perempuan yang kaya, perempuan yang cantik, perempuan dari keluarga terhormat dan perempuan yang shalehah. Setiap wanita memiliki salah satu karakter tersebut. Jika seorang pria ingin menikahi wanita yang hanya memiliki salah satu karakter tersebut, sangat dianjurkan untuk memilih wanita yang memiliki karakter shalehah, itu akan menentramkan hatinya.
Dalam Al-Qur‟an dijelaskan larangan memilih pasangan yang berbeda agama, sangat dianjurkan untuk memilih-milih terlebih dahulu sebelum hendak melaksanakan pernikahan, dalam surat Al-Baqarah ayat 221:

Ÿwur (#qßsÅ3Zs? ÏM»x.ÎŽô³ßJø9$# 4Ó®Lym £`ÏB÷sム4 ×ptBV{ur îpoYÏB÷sB ׎öyz `ÏiB 7px.ÎŽô³B öqs9ur öNä3÷Gt6yfôãr& 3 Ÿwur (#qßsÅ3Zè? tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# 4Ó®Lym (#qãZÏB÷sム4 Óö7yès9ur í`ÏB÷sB ׎öyz `ÏiB 78ÎŽô³B öqs9ur öNä3t6yfôãr& 3 y7Í´¯»s9'ré& tbqããôtƒ n<Î) Í$¨Z9$# ( ª!$#ur (#þqããôtƒ n<Î) Ïp¨Yyfø9$# ÍotÏÿøóyJø9$#ur ¾ÏmÏRøŒÎ*Î ( ßûÎiüt7ãƒur ¾ÏmÏG»tƒ#uä Ĩ$¨Y=Ï9 öNßg¯=yès9 tbr㍩.xtGtƒ ÇËËÊÈ
Artinya: “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Q.S. Surat Al-Baqarah 2: 211).[7]
Pendidikan dalam kandungan telah dilakukan sejak lama bahkan Nabi Zakaria a.s dapat menjadi sebuah teladan dalam pendidikan pranatal. Salah satu metode yang dicontohkan oleh nabi zakariya ialah dengan menggunakan metode do‟a. sebagaimana dalam surat Ali Imran ayat 35:
øŒÎ) ÏMs9$s% ßNr&tøB$# tbºtôJÏã Éb>u ÎoTÎ) ßNöxtR šs9 $tB Îû ÓÍ_ôÜt #Y§ysãB ö@¬7s)tGsù ûÓÍh_ÏB ( y7¨RÎ) |MRr& ßìŠÉK¡¡9$# ÞOŠÎ=yèø9$# ÇÌÎÈ
Artinya: “(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya Aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Ali-Imran 3:35).[8]
Disamping ayat tersebut menjelaskan tentang bernazar supaya do’a atau keinginannya terkabul, juga menjelaskan tentang pendidikan pranatal dengan menggunakan metode do’a. Di saat anak masih dalam kandungan/pranatal, orang tua terutama ibu hendaknya lebih giat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta meminta perlindungan terhadap bayi yang dikandungnya dan meminta agar bayi yang dikandungnya nantinya menjadi anak yang sholeh. Dengan demikian ibu hamil mendidik tauhid kepada anaknya sejak masih dalam kandungan.

2.4  Metode-Metode Pendidikan Pranatal

Metode Pendidikan Pranatal telah lama dipraktikkan melalui pelaksanaan ritual ibadah, namun dikenal secara formal dan sistematik baru dikenal belakangan ini. Pada tahun 1980-an.[9] Untuk itu akan diperkenalkan beberapa metode yang bisa digunakan dalam pendidikan pranatal guna memberikan stimulasi atau rangsangan terhadap perkembangan bayi.
Metode-metode Pendidikan Pranatal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:




A.    Metode Do’a

Do’a merupakan instrumen yang sangat ampuh untuk menggambarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Bagi seorang Muslim, berdo’a berarti senantiasa menumbuhkan semangat dan optimis untuk meraih cita-cita dan saat yang bersamaan membuka pintu hati untuk menggantungkan sepenuh hati akan sebuah akhir yang baik di sisi Allah.
Metode do’a ini dilakukan pada semua tahap, tambahan zigot, embrio dan fetus. Dan untuk tahapan fetus ada beberapa tambahan yaitu saat si anak berada dalam kandungan hendaknya diikutsertakan melakukan berdo’a secara bersama-sama dengan ibunya atau ayahnya.[10]
Oleh karena itu, adalah relevan sekali bila do’a ini dijadikan metode utama mendidik anak dalam kandungan. Para nabi dan orang-orang yang saleh terdahulu banyak melakukan metode do’a ini. Seperti Nabi Ibrahim.

B.     Metode Ibadah

Besar sekali pengaruh yang dilakukan ibu dengan melakukan metode-metode ibadah ini bagi anak dalam kandungan. Selain melatih kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah juga akan menguatkan mental spiritual dan keimanan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa.
Menjalankan program pendidikan dengan metode ini, hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dalam kandungan. Ada tiga tahapan antara lain:
a.       Pada periode pembentukan zigot, yaitu melakukan shalat hajat dan zikir serta dihubungkan dengan do’a-do’a tertentu.
b.      Pada periode pembentukan embrio, yaitu sama dengan tahap pertama.
c.       Pada periode fetus, periode inilah yang lebih konkret. Artinya, segala aktivitas ibadah seorang ibu harus menggabungkan diri dengan si anak dalam kandungannya. Misalnya, seorang ibu akan melakukan shalat Maghrib, kemudian seorang ibu berkata “ hai nak…mari kita shalat!” sambil mengajak dan menepuk atau mengusap-usap perutnya.[11]
Ditinjau dari segi kesehatan, setiap gerakan dalam shalat mempunyai manfaat besar bagi kesehatan. Terutama untuk persiapan menghadapi persalinan, khususnya mengenai gerakan sujud.
Gerakan sujud bagi perempuan yang akan melahirkan adalah otot-otot perut berkontraksi dengan baik saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini secara otomatis melatih organ disekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama. Hal ini sangat membantu dalam proses persalinan seorang perempuan. Dengan demikian, seseorang yang akan melahirkan mempunyai nafas yang panjang dan kemampuan untuk mengejan dengan baik. Sungguh, kesemuanya ini sangat diperlukan agar seorang dapat melahirkan dengan normal dan indah.[12]
Ketika seseorang melakukan sujud, maka pembuluh darah di otak menerima banyak pasokan oksigen sehingga sangat bermanfaat bagi kecerdasan. Selain itu, posisi jantung yang di atas kepala memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Dengan demikian, memacu kerja sel-selnya. Semua itu juga bermanfaat bagi seorang wanita yang akan melahirkan.
Pada saat sujud, beban tubuh bagian atas bertumpu pada lengan hingga telapak tangan. Gerakan ini membuat kontraksi pada otot dada. Dengan berkontraksinya otot dada secara teratur pada saat sujud, tidak hanya membuat bentuk payudara menjadi lebih indah, tetapi juga memperbaiki kelenjar air susu yang sungguh bermanfaat bagi sang bayi bila telah dilahirkan.

C.     Metode Membaca

Membaca merupakan salah satu cara yang paling utama untuk memperoleh berbagai informasi penting dan ilmu pengetahuan. Anak dalam kandungan pada usia 20 minggu (5 bulan) atau lebih, sudah bisa menyerap informasi selalui pengalaman-pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan ibunya. Namun demikian, tingkatannya masih sangat mendasar dan sederhana. Jika dikatakan kepada anak dalam kandungan sebuah kata “tepuk” sambil melakukan sensasi kepadanya, maka ia akan mampu mendengarkan dan menyerap informasi tersebut dengan tingkat penerimaan bunyi “t-e-p-u dan k”.[13] Pelatihan membaca bagi bayi pranatal berbeda dengan pelatihan membaca bagi anak dewasa, pelatihan membaca tidak bisa dilakukan langsung menggunakan satu kalimat atau bahkan satu paragraf, pelatihan membaca dilakukan perkata agar bayi dapat menerima stimulasi yang diberikan.

D.    Metode Menghafal

Cara menghafal bisa juga dilakukan dengan bantuan visualisasi kata yang akan dihafal. Bisa juga dengan gerakan yang membantu mengingat kata tersebut atau dengan benda yang dapat membantu mengingat si ibu kata tersebut sambil tetap melibatkan bayi dalam kandungannya. Misalnya, “nak.., mari kita menghafal Al-Qur‟an, si ibu lalu menepuk perutnya dan langsung membacakan ayat-ayat Al-qur‟an dengan berulang-ulang kali hingga hafal betul.[14] Menghafal dapat dilakukan dengan cara mengulang-ulang membacakan ayat Al-Qur‟an pada anak dalam kandungan, oleh kedua orang tua (calon ibu atau ayah), orang lain, bahkan mendengarkan rekaman.

E.     Metode Zikir

Zikir adalah aktivitas sadar pada setiap waktu atau sewaktu-waktu. Sebagaimana kita ketahui, zikir umum ialah waspada dan ingat bahwa ia berstatus sebagai hamba Allah di mana setiap kegiatannya tiada lain adalah pengabdian diri kepada Allah semata dalam keseluruhan waktunya.
Zikir secara khusus berarti ia melakukan zikir khusus, seperti dengan lafal-lafal khusus, tahmid, tahlil, takbir, do‟a-do‟a istighasah, istighfar dan zikir-zikir lainnya yang dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi mengatakan kepada anak dalam kandungannya, “nak…mari berzikir”.[15] secara psikis Zikir dapat menenangkan kondisi jiwa ibu hamil, pada masa itu cobaan yang dialami seorang ibu sangat berat. Kondisi jiwa tenang dan stabil sangat dibutuhkan bagi ibu hamil.

F.      Metode instruktif

Memberikan instruksi kepada bayi untuk melakukan sesuatu perbuatan yang lebih kreatif dan mandiri. Bayi pranatal pada umumnya hanya bisa bergerak beberapa gerakan seperti memutar dan yang sering dilakukan bayi ialah menendang perut ibunya. Inilah saat yang tepat untuk memberikan instruksi pada bayi, seperti contoh dengan mengajak bicara atau menanyakan suatu pertanyaan.


G.    Metode Dialog

Metode ini sangat bermanfaat sekali bagi sang bayi, karena selain dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dan saling mengenal dengan mereka yang diluar rahim. Jauh lebih dari itu, sang bayi akan tumbuh dan berkembang akan menjadi anak yang penuh percaya diri dan merasakan pertalian rasa cinta, kasih dan sayang dengan mereka.

H.    Metode Bermain dan Bernyanyi

Metode ini cukup dilakukan sederhana saja, seperti langkah-langkah berikut ini. Ketika anak dalam kandungan mulai menendang perut kemudiani bayi  berputar-putar si sekitar perut, maka seorang ibu hendaknya menyambut dengan kata-kata yang manis dan penuh kasih sayang. Misalnya, “adik sayang, ada apa nak? Mari bermain-main dengan ibu..” sambil menepuk perut atau membalas tepat disekitar tendangan bayi tersebut, sambil katakan sesuatu perkataan manis, atau paling tidak bahasa tertawa atau tersenyum, riang dan bahagia. Lakukan beberapa kali hingga ia berhenti menendang perut ibu. Kemudian  ibu hendaknya mengakhiri permainan ini dengan memberikan alunan suara merdu, berupa lagu-lagu indah, syair-syair yang bernuansa riang gembira sehingga si bayi betul-betul tertidur atau tidak menendang.[16] Bisa juga mendengarkan musik klasik terutama musik karya Mozard.





[1]Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hlm, 2.
[2]Nurari Soyomukti, Teori-teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm, 28-29.
[3]Mansur, Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, hlm, 16.
[4]Ubes Nur Islam, Mendidik Anak dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm, 9.
[5]Op.Cit, hlm, 10.
[6]Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini, (Semarang: AKFI Media, 2010), hlm, 72.
[7]Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Diponegoro, 2005).
[8] Ibid, hlm, 28.
[9]Loc.Cit,Mursid, hlm, 79.
[10]Ibid,  hlm, 78-79.
[11]Ibid, hlm, 79.
[12]Akhmad Muhaimin Azzet, Selamat Datang Anakku Tercinta, (Jogjakarta: Darul hikmah, 2010), hlm, 16-17.
[13]Loc.Cit, Mursid, hlm, 80.
[14]Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini.
[15]Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini.
[16] OP.Cit, hlm, 81. 63